SELAMAT DATANG DI PELANGI99 AGENT JUDI TERPERCAYA DAN AMAN ( BONUS ROLLINGAN TERBESAR DAN EXTRA BONUS REFERALL)

Rabu, 30 Agustus 2017

DENGAN TANTENKU SENDIRI :O :)

ohh no !!
 Kejadian ini terjadi sekitar 6 tahun yang lalu, waktu itu aku masih berusia 24 tahun. Aku mempunyai seorang tante bernama Lina yang umurnya waktu itu 36 tahun. Tante Lina adalah adik dari Mamaku. Tante Lina sudah menjanda selama lima tahun. Dari perkawinan dia dengan almarhum suaminya tidak di karunia anak. Tante Lina sendiri melanjutkan usaha peninggalan dari almarhum suaminya. Dia tinggal di salah satu perumahan yang tidak jauh dari rumahku. Dia tinggal dengan seorang pembantunya, Mbak Sumi. Tante Lina ini orangnya menurutku seksi sekali. Payudaranya besar bulat dengan ukuran 36C, sedangkan tingginya sekitar 175 cm dengan kaki langsing seperti peragawati dan perutnya rata soalnya dia belum punya anak. Hal ini membuatku sering ke rumahnya dan betah berlama-lama kalau sedang ada waktu.

Dan sehari-harinya aku cuma mengobrol dengan tante Lina yang seksi ini dan dia itu orangnya supel benar tidak canggung cerita-cerita denganku. Dari cerita tante Lina bisa aku tebak bahwa dia itu orangnya kesepian sekali semenjak suaminya meninggal. Maka aku berupaya menemaninya dan sekalian ingin melihat tubuhnya yang seksi. Setiap kali aku melihat tubuhnya yang seksi, aku selalu terangsang dan aku lampiaskan dengan onani sambil membayangkan tubuhnya. Kadangkala timbul pikiran kotorku ingin bersetubuh dengannya tapi aku tidak berani berbuat macam-macam terhadap dia, aku takut nanti dia akan marah dan melaporkan ke orang tuaku.

Hari demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan tante Lina semakin kuat saja. Kadang-kadang kupergoki tante Lina saat nabis mandi, dia hanya memakai lilitan handuk saja. Melihatnya jantungku deg-degan rasanya, ingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang-kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Benar-benar memancing gairahku.

Sampai pada hari itu tepatnya malam minggu, aku sedang malas keluar bersama teman-teman dan aku pun pergi ke rumah Tante Lina. Sesampai di rumahnya, tante Lina baru akan bersiap makan dan sedang duduk di ruang tamu sambil membaca majalah. Kami pun saling bercerita, tiba-tiba hujan turun deras sekali dan Tante Lina memintaku menginap saja di rumahnya malam ini dan memintaku memberitahu orang tuaku bahwa aku akan menginap di rumahnya berhubung hujan deras sekali.

"Di, tante mau tidur dulu ya, udah ngantuk, kamu udah ngantuk belum?", katanya sambil menguap.
"Belum tante", jawabku.
"Oh ya tante, Andi boleh pakai komputernya nggak, mau cek email bentar", tanyaku.
"Boleh, pakai aja" jawabnya lalu dia menuju ke kamarnya.

Lalu aku memakai komputer di ruang kerjanya dan mengakses situs porno. Dan terus terang tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar wanita setengah baya bugil. Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali berukuran sekitar 15 cm karena aku sudah terangsang sekali. Tanpa kusadari, tahu-tahu tante Lina masuk menyelonong begitu saja tanpa mengetuk pintu. Saking kagetnya aku tidak sempat lagi menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Lina sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang hingga langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis.

"Hayyoo lagi ngapain kamu, Di?" tanyanya.
"Aah, nggak apa-apa tante lagi cek email" jawabku sekenanya. Tapi tante Lina sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku.
"Ada apa sih tante?" tanyaku.
"Aah nggak, tante cuma pengen ajak kamu temenin tante nonton di kamar" jawabnya.
"Oh ya sudah, nanti saya nyusul ya tante" jawabku.
"Tapi jangan lama-lama yah" kata Tante Lina lagi.

Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak menuju ke kamar tante dan menemani tante Lina nonton film horor yang kebetulan juga banyak mengumbar adegan-adegan syur.

Melihat film itu langsung saja aku menjadi salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi. Malah Tante Lina sudah memakai baju tidur yang tipis dan gilanya dia tidak memakai bra karena aku bisa melihat puting susunya yang agak mancung ke depan. Gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi apa boleh buat aku tidak berani berbuat macam-macam. Batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku terpaksa bergerak-gerak sedikit guna membetulkan posisinya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu tante Lina rupanya langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku.

"Lagi ngapain sih kamu, Di?" tanyanya sambil tersenyum.
"Ah nggak apa-apa kok, tante" jawabku malu. Sementara itu tante Lina mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat di atas ranjang.
"Kamu terangsang yah, Di, lihat film ini?"
"Ah nggak tante, biasa aja" jawabku mencoba mengendalikan diri.

Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap-hisap sambil kugigit putingnya. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante Lina pun rupanya sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu.

"Menurut kamu tante seksi nggak, Di?" tanyanya.
"Wah seksi sekali tante" kataku.
"Seksi mana sama yang di film itu?" tanyanya lagi sambil membusungkan payudaranya sehingga terlihat semakin membesar.
"Wah seksi tante dong, abis bodynya tante bagus sih" kataku.
"Ah masa sih?" tanyanya.
"Iya benar tante, swear.." kataku.

Jarak kami semakin merapat karena tante Lina terus mendekatkan tubuhnya padaku, lalu dia bertanya lagi padaku..

"Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama tante".
"Mmaauu tante.." Ah, seperti ketiban durian runtuh, kesempatan ini tidak tentu aku sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada tante Lina.
"Wahh barang kamu lumayan juga, Di" katanya.
"Ah tante bisa aja.. Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. Sampe saya gemes deh ngeliatnya.." kataku.
"Ah nakal kamu yah, Di" jawabnya sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku.
"Waahh jangan dipegangin terus tante, ntar bisa tambah gede loh" kataku.
"Ah yang benar nih?" tanyanya.
"Iya tante.. Ehh.. Ehh aku boleh pegang itu nggak tante?" kataku sambil menunjuk ke arah payudaranya yang besar itu.
"Ah boleh aja kalo kamu mau" jawabnya.

Wah kesempatan besar, tapi aku agak sedikit takut, takut dia marah tapi tangan si tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus payudaranya.

"Ahh.. Arghh enak Di.. Kamu nakal ya" kata tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku.
"Loh kok dilepas sih Di?" tanyanya.
"Ah takut tante marah" kataku.
"Oohh nggak lah, Di.. Kemari deh".

Tanganku digenggam tante Lina, kemudian diletakkan kembali di payudaranya sehingga aku pun semakin berani meremas-remas payudaranya.

"Aarrhh.. Sshh" rintihnya hingga semakin membuatku penasaran.

Lalu aku pun mencoba mencium tante Lina, sungguh di luar dugaanku, Tante Lina menyambut ciumanku dengan beringas. Kami pun lalu berciuman dengan nafsu sekali sambil tanganku bergerilya di payudaranya yang sekal sekali itu.

"Ahh kamu memang hebat Di.. Terusin Dii.. Malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama tante yah.. Arhh.. Arrhh".
"Tante, aku boleh buka baju tante nggak?" tanyaku.
"Oohh silakan Di", sambutnya.

Dengan cepat kubuka bajunya sehingga payudaranya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat payudaranya yang memang aku kagumi itu.

"Arrgghh.. Arrgghh.." lagi-lagi tante mengerang-erang keenakan.
"Teruuss.. Teerruuss Di.. Ahh enak sekali.."

Lama aku menjilati putingnya sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya. Lalu sekilas kulihat tangan Tante Lina sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kulepaskan.

"Aahh buka saja Di.. Ahh"

Nafas Tante Lina terengah-engah menahan nafsu. Seperti kesetanan aku langsung membuka CD-nya dan lalu kuciumi. Sekarang Tante Lina sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu. Lalu dengan pelan-pelan kumasukkan jariku untuk menerobos liang kemaluannya yang sudah basah itu.

"Arrhh.. Sshh.. Enak Di.. Enak sekali" jeritnya.

Setelah puas jariku bergerilya lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin dan mengkilap itu. Lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluannya dengan lidahku turun naik seperti mengecat saja. Tante Lina semakin kelabakan hingga dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil meremas payudaranya.

"Aah.. Sshh tante udaahh nggaakk tahaann laaggii.. Tante udaahh maauu kkeeluuaarr.. Ohh", dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan jariku kucobloskan ke liang kemaluannya yang semakin basah.

Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya akan orgasme. Lalu kupercepat jilatanku dan tusukan jariku sehingga dia merasa keenakkan sekali lalu dia menjerit..

"Oohh.. Aarrhh.. Tante udah keeluuaarr Dii.. Ahh" sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan dan lidahku masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali.

"Wah ternyata kamu hebat sekali, tante sudah lama tidak merasakan kepuasan ini loh.." ujarnya sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya di bibirku ikut belepotan ke bibir Tante Lina. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di elus-elus oleh tante Lina dan aku pun masih memilin-milin puting tante yang sudah semakin keras itu.

"Aahh.." desahnya sambil terus mencumbu bibirku.
"Sekarang giliran tante.. Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh tante".

Tangan tante Lina segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit tapi kudiamkan saja karena terasa enak juga diremas-remas oleh tangan tante Lina. Lalu aku juga tidak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu. Rupanya tante Lina mulai terangsang kembali ketika tanganku meremas-remas payudaranya dengan sesekali kujilati putingnya yang sudah tegang itu, seakan-akan seperti orang kelaparan, kukulum terus puting susunya sehingga tante Lina menjadi semakin blingsatan.

"Aahh kamu suka sekali sama dada tante yah, Di?"
"Iya Tante abis tetek tante bentuknya sangat merangsang sih.. Terus besar tapi masih tetap kencang.."
"Aahh kamu memang pandai muji orang, Di.."

Sementara itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus. Lalu tante Lina mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai akhirnya Tante Lina berjongok di bawah ranjang dengan kepala mendekati batang kemaluanku. Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang telah mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya.

Aku benar-benar merasakan nikmatnya service yang diberikan oleh Tante Lina. Lalu dia mulai membuka mulutnya dan lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya. Selang beberapa menit setelah tante melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran-desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Lina kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas ranjang. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku.

"Aahh Di, ayolah masukin batang kemaluan kamu ke tante yah.. Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek tante disodok-sodok sama batangan kamu itu".
"Iiyaa tante" kataku.

Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluannya tapi aku tidak langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan terlebih dulu ke bibir kemaluannya sehingga tante Lina lagi-lagi menjerit keenakan..

"Aahh.. Aahh.. Ayolah Di, jangan tanggung-tanggung masukiinn.."

Lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku. Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluannya sehingga agak sulit memasukkan batang kemaluanku yang sudah tegang sekali itu.

"Aahh.. Sshh.. Oohh pelan-pelan Di.. Teruss-teruuss.. Aahh"

Aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam liang kemaluan Tante Lina sehingga dia merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya. Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Lina juga ikut-ikutan bergoyang. Rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat tante Lina menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam. Sementara itu aku terus menjilati puting dan menjilati leher yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan Tante Lina mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi.

"Oohh.. Sshh.. Di.. Enak sekali.. Oohh.. Ohh.." mendengar rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini.
"Aahh.. Cepat Di, tante mau keluuaarr.. Aahh"

Tubuh tante Lina kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik. Rupanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang sedang merojok-rojok liang kemaluannya.

"Aahh.. Sshh.. Sshh", desahnya, lalu tubuhnya kembali tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya.
"Wahh kamu memang hebaat Di.. Tante sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar"
"Iiyaa tante.. Bentar lagi juga Andi keluar nih.." ujarku sambil terus menyodok liang kemaluannya yang berdenyut-denyut itu.
"Aahh enak sekali tante.. Aahh.."
"Terusin Di.. Terus.. Aahh.. Sshh" erangan tante Lina membuatku semakin kuat merojok-rojok batang kemaluanku dalam liang kemaluannya.
"Aauuhh pelan-pelan Di, aahh.. Sshh"
"Aduh tante bentar lagi aku udah mau keluar nih.." kataku.
"Aahh.. Di.. Keluarin di dalam aja yah.. Aahh.. Tante mau ngerasain.. Ahh.. Shh.. Mau rasain siraman hangat peju kamu.."
"Iiyyaa.. Tante.."

Lalu aku mengangkat kaki kanan tante sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku.

"Aahh.. Oohh.. Aahh.. Sshh.. Tante, Andi mau keluar nih.. Ahh" lalu aku memeluk tante Lina sambil meremas-remas payudaranya. Sementara itu, tante Lina memelukku kuat-kuat sambil menggoyang-goyangkan pantatnya.
"Aahh tante juga mau keluar lagi aahh.. Sshh.." lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. Seerr.. Seerr.. Croott.. Croott..
"Aahh enak sekali tante.. Aahh.. Ahh.." Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante Lina untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu Tante Lina menbelai-belai rambutku.
"Ah kamu ternyata seorang jagoan, Di.."

Setelah itu dia mencabut batang kemaluanku dari liang kemaluannya kemudian dimasukkan kembali ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya. Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap olehnya. Dan kemudian kami berdua pun tidur saling berpelukan. Malam itu kami melakukannya sampai tiga kali.

Setelah kejadian itu kami sering melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-gaya dari film porno. Hubungan kami pun berjalan selama dua tahun dan akhirnya diketahui oleh orang tuaku. Karena merasa malu, Tante Lina pun pindah ke Jakarta dan menjalankan usahanya di sana. Aku benar-benar sangat kehilangan Tante Lina dan semenjak kepindahannya, tante Lina tidak pernah menghubungiku lagi.

TAMAT

Selasa, 29 Agustus 2017

PAYUDARA WANITA SANGAT MEMUKAU PRIA , BENARKAH ?


 
Bukan lagi rahasia umum jika pria begitu mencintai payudara wanita. Besar atau kecil, payudara wanita selalu menjadi daya tarik. Ya, bahkan kaum Adam ini mengkategorikan wanita dengan payudara besar sebagai wanita seksi.

Seorang profesor bernama Larry Young memberikan beberapa alasan mengapa pria begitu tertarik dengan payudara wanita, ketertarikan pria terhadap payudara sudah melekat sejak mereka bayi, seperti yang dikutip Live Science

Payudara memiliki efek menenangkan bagi pria. Payudara memiliki bentuk yang menggoda dan ketika disentuh terasa lembut dan kenyal. Ini sangat berkaitan dengan pemberian ASI di masa kecil, mengingatkan mereka pada ibu yang selalu melindunginya.

Teori dasar neurologi terhadap perilaku sosial manusia yang kompleks, aktivitas memberikan ASI semenjak bayi menjadi landasan keterkaitan pria pada payudara.

Di balik itu semua, ada hal 'nakal' mengapa pria begitu menggilai payudara wanita. Alasannya dasarnya adalah karena mereka tak memiliki payudara besar yang lembut. Mereka ingin menaklukkannya.

Mereka merasa tertantang untuk menyentuh payudara wanita dengan kedua tangannya. Mereka percaya jika sentuhan di payudara dapat membuat libido wanita meningkat.

Hal inilah yang membuat pria selalu merasa bahagia ketika melihat payudara yang indah dan menarik. Payudara dapat memproduksi hormon oksitosin yang menghadirkan perasaan nyaman dan bahagia bagi pria.

WANITA LEBIH SUKA SAMA PRIA JAGO CIUMAN !



Studi menemukan pria yang memiliki karier bagus dan pendapatan yang lebih banyak akan membuat seorang wanita memberikan penilaian lebih. Namun, selain karier, rupanya wanita akan lebih tertarik dengan pria yang jago ciuman.

Dr Laura Berman seorang terapis seks mengatakan pria yang jago dan lihai dalam berciuman akan membuat wanita lebih terkesan dan jatuh hati. Bahkan sebuah survei menemukan 66 persen wanita akan mudah meninggalkan pria yang buruk saat ciuman.

"Wanita bisa melepaskan bahkan mencampakkan pria begitu saja jika mereka memiliki gaya ciuman yang buruk," kata Berman 

Ciuman merupakan indikator dari kebahagiaan. Menurut pakar hubungan serta psikolog hubungan dan pernikahan, dengan berciuman dan berpelukan secara teratur setiap hari dapat mengurangi tingkat stres dan depresi yang dialami seseorang.

"Ciuman atau berpelukan selama delapan kali atau selama 10 detik setiap hari bisa meredam stres, amarah dan mengurangi kemungkinan depresi," kata Berman.

4 CARA SEKS BIKIN PRIA MABUK KEPAYANG



Tak diragukan, menerima seks oral adalah salah satu aktivitas seks yang digemari pria. Sensasi sentuhan dan kecupan pada Mr. P bisa membuat kaum adam mabuk kepayang.

Nah, seringkali wanita melupakan beberapa hal saat melakukan seks oral. Padahal itu bisa membuat seks oral terasa dahsyat.

1. Tatapan mata
Walau fokus pada area bawah tubuh, jangan lupa untuk menatap matanya. "Kontak mata saat melakukan seks oral adalah hal yang sangat intim. Karena mampu meningkatkan oksitosin, yakni hormon yang mampu meningkatkan ikatan emosi Anda berdua," kata terapis seks, Kait Scalisi.

2. Posisi yang nyaman
Saat berhubungan seks, termasuk seks oral, kenyamanan adalah hal utama. Jadi, pastikan posisi saat melakukan seks itu nyaman, tak perlu aneh-aneh.

3. Jangan langsung ke sasaran
Sebelum memberikan blow job, goda dia di bagian lain di sekitar area intim. "Sentuh, gigit, cium area di paha dalam, perut bagian bawah atau perineumnya," saran Scallis.

4. Dirty talk
Tak perlu buru-buru saat melakukan seks oral. Selingi dengan membicarakan sesuatu yang nakal alias dirty talk. Menurut seksolog asal Berkeley, Amerika Serikat, dirty talk bisa membuat suasana jadi lebih panas.

Senin, 28 Agustus 2017

GITU-GITUAN BARENG TANTE.. !! :) :)


Namaku Rei,
saat kejadian ini usiaku baru
17 tahun. Kisah ini berawal
2tahun lalu, karena
kepindahan orangtuaku ke Bandung .
Aku yang masih SMU
juga harus ikut pindah ke Bandung
Sebagai warga baru seperti biasanya kami sekeluarga memperkenalkan
diri dulu kepada tetangga- tetangga didaerah rumahku
yang baru. Ada satu tetangga yang membuat aku sangat tertarik,
selain ramah dan baik aku juga terangsang dengan wajahnya yang cantik meskipun dari segi
body tante mirsha ini kurang menarik. Tante Mirsha berkulit
putih, berwajah cantik dengan rambut sebahu dan berumur 35 tahun.
Tante mirsha baru mempunyai anak satu, dan masih TK. Setelah perkenalan itu ibu dan
ayahku terbilang dekat dengan om dan tante mirsha
( mirsha adalah nama suaminya ). Karena kedua
orangtuaku bekerja aku, sering sekali aku dikirimkan
makanan-makanan dari tante mirsha, dan kupikir ini kesempatan.
Suatu hari, didaerahku hujan
lebat. Tiba-tiba tante mirsha datang dengan keadaan basah
kuyup, memberitahukan bahwa rumahnya bocor dan aku disuruhnya melihat dan membetulkan genteng
rumahnya. Aku yang sedang dalam gairah tinggi melihat ini
adalah kesempatan besar. Aku masuk ke dalam rumah tante
mirsha, dan baru saja masuk aku langsung memeluk tante
mirsha. Tante Mirsha berontak tapi aku dengan kuat terus
memeluknya dari belakang, kudorong tante mirsha ke sofa
dan kulucuti pakaiannya satu persatu. ” Rei, kamu mau apa
jangan macam-macam rei!”bentak tante mirsha, tapi
aku yang sudah nafsu terus saja melucuti pakaian tante
yang basah. Dengan cepat aku melucuti pakaian tante, dan
terpampang jelas tubuhnya yang indah. Kuhisap langsung
memeknya yang merah dan minta disuntik dengan
segera.” Rei, mmmmhhhhh, geli
rei. Jangan diteruskan rei,
mmmmmhhhh” keluhnya dan aku masih tetap saja kujilati
memek tante mirsha. 5 menit aku jilati memek tante mirsha,
setelah itu kupaksa tante mirsha melayani kontolku
dengan mulutnya sampai tante mirsha muntah-muntah karena
sepertinya memang baru sekali ini saja. Dan 5 menit
berikutnya aku paksa kembali tante mirsha melayani
kontolku dengan memeknya. ” Ah, tante memeknya keset
banget sih. Kan susah
masukinnya !”, Kontolku baru
masuk seperempat. ” Rei jangan rei,
mmmmmmhhhhhhhhhhhhh .” ” Pokoknya tante harus
melayani saya sampai sore “ ” Jangan Rei, aduhhhh sakit
rei” kontolku sudah tenggelam di kenikmatan yang tiada tara.
kupercepat tempo sodokanku, dan tante mirsha menggeliat
dengan keringatnya yang
menetes.
” Ayo tante, mmhhhhhh”
“Mmmmmmmmmhhhhhhhhh
hhhhh, reeeeeeiiii, reeeeeeeeeeeei”
dihempaskannya tubuhku, kontolku mengayun saja
setelah lepas dari memek tante mirsha. Tante mirsha
bangun dan berdiri dalam keadaan bugil. “Rei kamu harus tanggung
jawab, tante gak terima kalo
kamu yang main diatas”
Dipegangnya kontolku, dimasukkannya lagi ke dalam
memeknya. Tante mirsha merem melek menahan
kenikmatan kontolku yang
lumayan besar.
” Rei kontol kamu ueeenak
banget sih, tante genjot yah!
“ ” Iya tante, yang cepet ya tante
Tante mirsha terus
menggenjot kontolku, dan
sekarang aku yang merem
melek. ” uhhh. rei sayang tante mau
keluar “
” keluarin aja tante “
” gantian dong sayang, tante capek nih “
” tante nunging yah, biar sama-sama enak”. Tante
Mirsha menurut yang aku bilang.
Kucari lubang anus tante Mirsha, karena aku belum
sama sekali merasa mau keluar. Kucoba tusukkan kontolku ke anusnya dengan
pelan,
” rei jangan disitu sayang,
tante belum pernah sayang”
” tenang aja tante dijamin enak deh!”
” rei sakit rei,
ahhhhhhhhhhhhhhhhhh hh.
sakit rei udah rei” jerit tante
mirsha setelah kontolku sudah masuk setengah anus tante mirsha.
” enakkan tan, kontolku
” heeh enak banget, tapi
jangan cepet2 yah rei “ lima menitsudah kusodok
lubang anus tante mirsha, tiba-tiba terdengar suara mobil jemputan anak tante
mirsa sudah kembali dari
sekolahnya. Aku yang belum
keluar mempercepat
sodokanku sedang tante mirsha sudah 2 kali.
“sayang udahan dulu
yah!,dona udah pulang tuh!”. tante mirsha melepaskan
kontolku yang masih tegang.
“tan, saya belum keluarnih” “masak sih rei,kuat amat sih,.
Ya udah tunggu tante dikamar nanti tante nyusul.”
” gak mau ah” kutarik lagi
tante mirsa dan ……sekarang
memeknya yang kujadikan sasaran keberanganku. ” ahhhhhhhhhhhh. terus
sayang.terus. jangan dilepasin
dulu ya”. tiba-tiba donna anak tante
mirsa membuka pintu. “mama, eh mama lagi ngapain sama om rei”.donna yang
ketawa melihatku dengan mamanya dalam keadaan
ngentot.
“dona kekamar dulu ya, ganti baju dulu ya.mama lagi main
dulu sama om rei” “iya sana dona masuk dulu,
ntar om rei beliin coklat deh” donna yang belum tahu apa-
apa langsung lari kekamar dengan senangnya karena aku
janji belikan cokelat.
“terusin lagi dong rei, tanggung nih”
kuteruskan lagi permainanku,
sekitar sepuluh menit kemudian aku merasakan ada
yang mau keluar dari kontolku.
“tante, rei mau keluar nih. mo bareng gak?”
“mmmmmmmmhhhhhhhhhh
hhhhhh, terusin aja sayang kontol kamu enak banget sih,
“ante juga mau keluar nih.
mmmmmmmmmmhhhhhhhhh
hhh” “tante mirsha
mmmmmmmmhhhhhhhhhhh hhh enak banget tante”
tak lama kemudian dikontolku
terasa ada rasa hangat yang  luar biasa.
“tante juga keluar rei, kontol
kamu enak banget ya!” “memek tante juga luar
biasa” aku memeluk tante mirsha
dengan erat sambil tiduran disebelahnya tanpa melepas
kontolku didalam memek tante mirsha.
“rei kamu udah merawanin
2lubang tante.kontol kamu tuh yang baru pertama kali
ngerasain pantat sama mulu tante.ternyata kamu hebat banget deh”
“tante, kapan-kapan boleh minta lagi ya!”
“diatur ajalah,yang pentingwaktunya enak”
“makasih ya tante” aku dan tante mirshaberciuman sebelum pulang. dan
keesokan paginya kami
melakukan lagi, dan terus
melakukan setelah dona dan
om mirsha berangkat.kadang kalo ortuku mudik atau
menengok kakakku yang kuliah
dijakarta, tante mirsha datang
kerumahku walaupun om
mirsha ada dirumah. dengan
alasan mengantar makanan, kami sempat melakukan walau
kilat saja, tapi aku puas. ini terus kulakukan sampai
pada saat tante mirsha hamil,
dan menurutnya itu adalah
benihku. aku sempat melihat
anak pertamaku, sebelum aku
harus kuliah di jakarta menyusul kakakku disana. tapi
kalo aku pulang ke Bandung,
aku masih melakukannya
dengan tante mirsa. mungkin
aku jatuh cinta pada memek
tante mirsa, dan sepertinya aku mengidap odipus complex.
Karena di jakarta pun aku
juga sering melakukannuya
dengan tante-tante sebaya
tante mirsha walaupun tak
seenak memek tante mirsha tak apalah untuk selingan aja
kok.
tapi tetap saja kontolku buat
memek tante mirsha. love utante mirsha

TIMNAS U 22 KEMBALI TERSENYUM ..

Para pemain Timnas Indonesia Indonesia U-22 tampak sudah bisa melupakan rasa sakit akibat kekalahan menyakitkan 0-1 dari Malaysia di babak semifinal SEA Games 2017. Hal itu dibuktikan setelah Evan Dimas dan kawan-kawan menjalani latihan persiapan laga perebutan medali perunggu melawan Myanmar dengan suasana ceria dan penuh tawa.

Para pemain fokus menjalani latihan strategi yang diberikan oleh Luis Milla. Setelah itu semua pemain menjalani sesi latihan eksekusi penalti mengingat laga untuk perebutan perunggu akan langsung ditentukan dengan adu penalti seandainya dalam 90 menit pertandingan berakhir imbang.

Setelah sesi latihan berakhir, para pemain bercanda dengan staf Timnas Indonesia lainnya. Dengan membentuk lingkaran di tengah lapangan, Evan Dimas sempat diminta untuk memberikan pidato pada latihan terakhir dalam SEA Games 2017 ini setelah Luis Milla memberikan pidatonya.

Bek kiri Timnas Indonesia, Rezaldi Hehanussa, menegaskan bahwa para pemain sudah melupakan kekalahan dan menatap laga terakhir di SEA Games 2017. "Latihan ini harus dinikmati. Kalau terlalu sedih, kapan kita mau bangkit?" ujar Rezaldi Hehanusa kepada para wartawan.

"Ini baru beberapa hari setelah kekalahan, jadi rasa sedih itu tentu masih ada. Namun, kami tak boleh larut dalam kesedihan. Pelatih mengingatkan kami harus fokus, kami harus merebut perunggu," lanjut bek asal Persija Jakarta itu.

Dalam laga perebutan medali perunggu SEA Games 2017 ini, Timnas Indonesia U-22 memiliki kesempatan untuk membalaskan dendam kepada Myanmar. Tim asuhan Luis Milla itu sempat kalah 1-3 dari Myanmar dalam laga persahabatan internasional pada Februari 2017.

Minggu, 27 Agustus 2017

KEPERAWANAN ADIK KELASKU..alamakk aduuhaaiiiiii.. !!

Nama saya James. Saya seorang mahasiswa di suatu universitas swasta yang cukup terkenal di Bandung. Suatu hari menjelang ujian akhir semester, saya diajak oleh adik kelasku untuk belajar bersama. Aku menerima saja, karena dari dulu semenjak ia masuk ke jurusanku, aku memang sudah ingin jadi pacarnya.

Perawakannya cukup cantik, dengan tubuh yang ramping terawat, dan tentunya kulit yang putih karena ia keturunan Cina. Laura namanya. Begitu Laura mengajakku, tentu saja kujawab, “Mau..” “Jam berapa?” tanyaku. “Jam 3 sore, di rumahku, jangan terlambat soalnya nanti nggak selesai belajarnya”, jawabnya. Wah, kesempatan nih, pikirku. Setahuku, ia tinggal berdua saja dengan pembantunya karena ayah dan ibunya yang sibuk mencari nafkah di luar pulau Jawa.

Pulang kuliah, aku langsung bergegas pulang, karena kulihat sudah jam 14:30 WIB. Dengan cepat kumasukkan buku yang sekiranya akan dipakai ke dalam tas, karena takut terlambat. Sesampainya di rumah Laura, aku langsung memencet bel yang ada di gerbang depan rumahnya, rumahnya tidak terlalu besar, tapi cukup nyaman kelihatannya. Sempat aku bertanya, kok rumahnya sepi banget. Kalau begitu berarti bonyoknya lagi pada pergi, jawabku dalam hati.

Tak lama setelah itu, Laura keluar membukakan pintu. Aku cukup kaget dengan penampilannya yang menarik, kali ini dia memakai kaos yang cukup ketat dan celana pendek ketat. Dia tersenyum lebar padaku, sambil mempersilakan aku masuk. Ketika masuk, aku merasakan rumahnya benar-benar sepi. “Langsung saja kita ke ruang tengah, yuk!” ajaknya.

Sesampainya di ruang tengah, aku langsung duduk di karpet karena tidak ada sofa. Ruang tengahnya didesain ala Jepang dengan meja Jepang yang pendek yang disertai rak majalah di bawahnya.

“Tunggu yah, aku mau mandi dulu”, katanya, “Habis keringatan abis senam nih!” Ternyata aku baru tahu kalau badannya bagus karena ia sering senam. “Kamu mulai aja dulu, nanti terangin ke aku yah”, katanya. “Kalo mau minum, ambil aja sendiri, soalnya pembantuku sedang sakit, dia lagi tiduran di kamarnya.”

Cukup lama aku belajar sambil menunggunya dan akhirnya aku bosan dan melihat-lihat majalah yang ada di bawah meja di depanku. Kulihat semuanya majalah wanita, mulai dari kawanku, kosmo, dan majalah wanita berbahasa jepang. Tanpa sengaja, ketika kulihat-lihat kutemukan sebuah majalah yang berisikan foto cowok bugil dengan otot-otot yang bagus di tengah majalah bahasa jepang itu. Aku sempat kaget melihatnya. Bersamaan dengan itu, ia keluar dari kamar mandi yang letaknya di sudut kamar tengah di mana aku duduk. Dia keluar memakai kimono kain handuk putih. Karena keasyikan, aku tidak sadar kalau dia mendekatiku. Kupikir dia pasti masuk ke kamarnya untuk berpakaian terlebih dahulu. Aku sempat grogi, karena aku belum pernah didekati oleh wanita yang hanya menggunakan baju mandi, karena di rumahku tidak ada saudara perempuan, jadi aku merasa tidak biasa.


“Ih, kamu, disuruh belajar malah liat-liat yang aneh-aneh.”
Ini mah nggak aneh atuh”, kataku, “Aku juga punya, dan badanku juga kayak gini loh!” bisikku sambil menunjuk ke salah satu model cowok di majalah tersebut.
Aku memang sudah ikutan fitness sejak kelas 2 SMU, tak heran kalau aku lebih terkenal karena badanku yang bagus dibanding kegantenganku.
“Ah, masa?” katanya, “Gua nggak percaya ah.”
Kamu kok tahan sih liat-liat kaya beginian?” tanyaku.
“Mana ada yang tahan sih?” balasnya.
“Tadi lagi nunggu kamu dateng ke sini saja aku sempet liat-liat dulu majalah itu lho! Jadi kamu tau khan, kenapa saya lama mandinya?” jawabnya sambil tersenyum mesum.
“Ihh, kamu ini!” balasku, “Ternyata suka juga ya sama yang gituan.”
“Iya dong, tapi, James katanya kalo maen langsung lebih enak ya dibanding masturbasi?” tanyanya. Saya sempat kaget ketika dia tanya hal yang begitu dalamnya.

“Kata kamu, kamu mirip ama yang di foto majalah itu, buktiin dong.”
Wah, kupikir ini cewek sudah horny banget. Aku sempat grogi untuk kedua kalinya, aku cuma bisa tersenyum.
Iya sih katanya, tapi khan…
Belum selesai aku bicara, dia langsung mencium bibirku.
“James, tau nggak kalo aku tuh sebetulnya udah seneng banget ama kamu semenjak aku ketemu kamu”, bisiknya sambil mencium bibirku. Aku kaget dan responku cuma bisa menerima saja, soalnya enak sih rasanya. Terus terang aku belum pernah dicium oleh cewek sampai seenak itu, dia benar-benar ahli.

Tanpa sadar, posisinya sudah berada di atas pangkuanku dengan paha yang menjepit perutku. Sambil menciuminya, kuelus-elus pahanya dari atas ke bawah, dan dia mendesah, “Akh… enak sekali!” Kuteruskan aksiku sampai ke kemaluannya, kuraba klitorisnya, dan kugosok-gosok. Desahannya semakin keras, dan tiba-tiba dia berhenti. “Wah, kok berhenti?” aku bertanya dalam hatiku. Langsung saja kubisikkan padanya bahwa aku juga betul-betul menginginkannya jadi pacarku sejak awal bertemu. “Lalu mengapa kamu nggak bilang ama aku?” tanyanya. “Karena aku takut kalau perasaan kita berbeda”, jawabku. Dia sempat terdiam sejenak.

Langsung timbul pikiran kotorku. Udah tanggung nih”, pikirku. Batang kemaluanku betul-betul sudah bedenyut-denyut sejak tadi. Langsung saja kubuka baju mandinya, dan kukulum dan kuhisap buah dadanya. Dia menerima saja, malah merasa keenakan, hal ini terlihat dari ekspresi wajahnya. Putingnya menjadi mengeras dan tak lama kemudian, dia mendesah, “Aakh…” saat kupegang liang kewanitaannya yang mulai basah.

Aku semakin terangsang, batang kemaluanku benar-benar sakit rasanya. “Sayang, boleh kan kalau aku menjilati lubang keramatmu?” Dia mengangguk tanda setuju. Langsung saja kujilati liang kewanitaannya terutama daerah klitorisnya. Lumayan lama aku menjilatinya sampai aku merasa mulutku kering sekali. Akhirnya dia mendesah panjang, “Aakhhh… aku mau keluar James…” Terlihat cairan putih keluar dari liang senggamanya, baunya amat merangsang dan rasanya jauh lebih merangsang lagi.

“James, maen beneran yuk?” ajaknya.
Wah, gila juga nih cewek”, pikirku.
Karena batang kemaluanku sudah sakitnya bukan main, langsung saja aku iyakan. Lalu kubuka semua baju dan celanaku. Kubaringkan dia di lantai berkarpet, dan kulipat kakinya, kunaikkan ke bahuku, dan mulai kumasukkan batang kemaluanku yang sudah tegak itu. Sempit sekali, hampir tidak bisa jalan. Kutekan lebih keras. Dia menjerit kesakitan, “Stop James, sakit tau.” Aku tidak menghiraukannya dan terus menekan batang kemaluanku sampai rasanya kepala batang kemaluanku menabrak sesuatu. Lalu aku mulai memaju-mundurkan badanku ke depan dan ke belakang.

Laura mulai merasa enak, dia sudah tidak menjerit lagi.
“Tuh enak kan”, kataku.
“Iyah”, jawabnya, “Bener! enak sekali.. lebih cepet dong James.”
Kupercepat permainanku, dan dia mendesah, “Ah.. ah.. ah..” karena merasa nikmat. Lama juga aku mengocoknya.
Tak lama kemudian, “James.. aku mau keluar lagi.”
“Sama”, balasku.
Sedikit lagi, James… Aakkhhh… enak sekali James”, bersamaan dengan itu, aku pun keluar dan kukeluarkan seluruh spermaku di dalam liang kewanitaannya. Batang kemaluanku terasa hangat dan nikmat bercampur jadi satu. Kutarik batang kemaluanku keluar dan kulihat tetesan darah di karpet. Aku sempat kaget, berarti dia masih perawan. Aku sempat merasa senang banget waktu itu.

Laura bangun dan dia kaget saat melihat batang kemaluanku yang cukup besar, panjang 15,5 cm diameter 3,5 cm. Langsung dia kulum batang kemaluanku, yang sudah mau tidur lagi. Begitu dikulum, batang kemaluanku berdiri lagi karena enaknya. Dia mainkan lidahnya di kepala batang kemaluanku dan menjilat seluruh bagian batang kemaluanku sampai masuk semua, sampai akhirnya aku merasa ada dorongan yang kuat pada batang kemaluanku dan, “Creeet.. creeet.. creet..” spermaku keluar, dia hisap dan sebagian muncrat ke wajahnya. “Hmmm.. enak sekali James”, terlihat ekspresi wajahnya yang senang.

Kami pun kelelahan, dan berbaring bersama di ruang tengah sambil berpelukan dan mengucapkan kata-kata sayang. Tanpa terasa waktu sudah jam 6 sore. Kami mandi bersama, dan setelah itu kami makan malam bersama. Aku disuruhnya menginap, karena malammya kita mau mempraktekkan jurus yang lain katanya. Aku mengiyakan saja. Lalu kutelepon ke rumah dan bilang bahwa aku malam ini mau menginap di rumah teman, aku tidak bilang itu rumah Laura, karena sudah pasti tidak boleh.

Begitu selesai, kita sempat tertawa bersama karena kita tidak belajar malah bermain seks. Tapi tidak masalah sekalian buat penyegaran menuju ujian. Dia balas dengan senyum. Karena kehabisan pembicaraan, akhirnya kami mulai terangsang lagi untuk berciuman. Kali ini aksinya lebih gila. Sambil berciuman kami saling membuka baju. Sampai tidak ada satu benang pun menempel di badan kita. Lalu di bicara, “James, kita ke kamarku yuk, biar lebih asyik.” Kugendong dia ke dalam kamarnya, dan kita lanjutkan lagi dengan berciuman. Tak lama kemudian kupegang liang kewanitaannya, sudah basah ternyata. Langsung saja kubalikkan badannya dan kumasukkan batang kemaluanku dari belakang. Kali tidak sulit. Dia mendesah enak ketika kumainkan batang kemaluanku di lubang senggamanya. Kumainkan terus sampai aku dan dia mau keluar.

“Akkhhh…” kami berdua sama-sama keluar, kukeluarkan spermaku di luar, karena takut dia hamil. Tenyata Laura belum puas, dia membaringkan tubuhku di kasurnya. Dia langsung berdiri di atas tubuhku dan mulai memasukkan batang kemaluanku ke dalam liang senggamanya. “Ahhhh.. ” desahnya, “Gini lebih enak James..”

Aku benar-benar lemas tapi karena permainannya yang begitu hebat, aku sampai lupa. Dia teruskan sampai spermaku keluar, cuma sedikit kali ini, tidak seperti sebelumnya. “James dikit lagi juga aku keluar”, bisiknya tertahan sambil menaik-turunkan tubuhnya di atas badanku. Akhirnya dia keluar juga. Batang kemaluanku terasa pegal sekali, badanku benar-benar lemas. Dia juga terlihat lemas sekali. Kami tertidur lelap sampai pagi di kasurnya sambil berpelukan dengan tidak berpakaian karena pakaian kami tertinggal di ruang tengah dan malas mengambilnya karena sudah capek.

Besok paginya, kami bangun bersama, mandi bersama, sarapan dan pergi ke kampus sama-sama. Semenjak itu kamipun sering belajar bersama, walaupun ujung-ujungnya berakhir di kasur airnya yang empuk. Tapi aku jarang menginap, karena takut orang tuaku curiga, ini cuma rahasia kita berdua.

.::tamat::.

INDEHOOYY WITH PACAR :* :*



Cerita ini da 8 taon lama nya aq pendam sendiri.akhirnya aq putusin juga berbagi cerita sama teman teman pecinta cerita sex dan semua penikmat sex. Umurku waktu itu masih 14 tahun kls 2 smp.pacar ku adek tingkat ku sendiri.perkenalan kami da lama,kebetulan kami juga satu SD. namanya juga cinta monyet nembaknya juga pake surat2an.dengan surat cinta aq tembaklah dia dengan berbagai kata indah yang akhirnya aq dapatkan kata iya dari dia.nama pacar pertamaku itu mery,mery sama hal nya dengan anak smp lainnya dengan tubuh yang masih kecil dan dada yang baru mulai tumbuh, rambut nya lurus panjang kulit putih dan lumayan cantik. layaknya pacaran anak2 walaupun setiap hari da bertemu disekolahan mau nya ketemuan dan ketemuan lagi apalagi cinta pertama.apel nya pun hanya duduk berdua sambil cerita dan pegangan tangan. waktu apel yang kesekian kalinya aq ngajakin dia ciuman walau dia awalnya takut akhirnya dengan alasan sayang apa gak sama aku,akhirnya dia mau juga untuk ciuman.karena kami sama2 belum pernah ciuman akhirnya aq minta mery untuk pejamkan matanya karena aq juga agak malu kalo mery liat. setelah mery memejamkan matanya aq mulai mencium matanya yang terpejam hidungnya yang gak terlalu mancung2 bangetz trus turun kebibirnya.setelah itu aq minta mery buka mata nya.

Matanya tajam menatap mata ku ketika mata nya terbuka,lama sekali kami saling bertatapan dan akhirnya mery bilang kakak co pertama yang mencium aku.malam itu dengan di akhiri pelukan ala cinta monyet.aq pun pamit pulang. kencan minggu berikutnya aq melakukan yang lebih dr yang aq lakukan minggu kemaren pada mery karena malam sebelumnya aq sempat nonton bokep drumah teman ku,so aq ingin praktek gimana rasanya melakukan adegan seperti di film yang aq tonton itu.
Karena izn ciuman udah di dapat aq pun tanpa harus minta lagi berani cium mery secara langsung mery pun udah berani balas mencium pipi dan bibirku walau adegan kami agak sedikit kaku namun tetap seru rasa nya.ciuman kami tidak ciuman panjang layaknya film yang aq tonton hanya beberapa kali ciuman truz berhenti ngobrol n ciuman lagi tapi akhirnya karena aq sudah kebelet ingin merasakan adegan film yang aq tonton kemaren akupun kembali cium merydi kening dan bibir nya ciuman di bibirnya aq lamakan,walau belum tau dimana nikmatnya ciuman aq trusin aja mencium bibir mery yang berwarna merah tanpa lipstik itu.kalo sekarang aq tau kata orang bibir jenis bibir mery itu bibir sensual.lama kelamaan aq pindahin tanganku yang dari tadi di bahunya ke arah dada mery.

ketika tangan ku menyenuth dadanya neti sedikit kaget dan bilang’, “ lo ngapain kak..? “gak boleh ya kakak megang susu mery jawabku” “bukan gboleh kak,neti takut kalo nanti ayah mery tau dan marahin kita”balasnya lagi dengan alasan sayang lagi dan sedikit bujukan lama kelamaan neti bisa aq yakin kan mery kalo orang tuanya gbakal tau karena toh hanya kita berdua yang tau kata ku pada mery. Akhirnya nya SIMS(surat izin memegang susu) pun bisa aq dapatkan.aq pegangi susu mery yang masih mangkal dan kumainkan pentilnya yang baru tumbuh dengan jari2 tanganku.

Dengan sedikit candaan aq bilang ma mery “ mery sayaaaang,kakak boleh mimik g”? mery g menjawab pertanyaanku aq liatin wajahnya ternyata mery lagi mejamkan mata (mungkin karena kegelian ato terangsang aq gtau) akhirnya tanpa tahu dia ngasih izin apa g, aq emut aja susunya dan nyusu seperti anak bayi. Mery sedikit mengeluarkan desahan ketika aq mulai nyusu dan mempraktekkan cara mencium susu di film porno yang q tonton.padahal aq tidak tahu kalo ternyata itu adalah cara merangsang ce.malam itu aq tidak jadi mempraktekkan adegan tidur2an dengan mery yaaaa itu krn kami sama2 punya alasan sama ortu kalo ada PR kelompok yang harus di kerjakan ditempat teman dan mery bilang kalo dia harus udah drumah sbl ayah nya pulang kerja.kebetulan ayah mery pulang nya jam 9 ya…. mo giman lagi sbl jam 9 kami harus pulang.

Malam itu aq jadi gbisa tidur,aq masih kepikiran apa yg telah aq lakukan sama mery,walau usia masih muda tapi pacaran sudah spt otang dewasa pake cium2an dan megang susu segala. Jujur aq masih ingin lanjutkan adegannya yang tidur2an karena aq jadi pengen coba karena melihat orang yang dalam filem itu menikmati sekali adegan tidur2annya. Akhirnya fantasi liarku muncul dan aq beranjak dari ranjangku pergi kekamar mandi dan memainkan burungku dengan sedikit di olesi sedikit sabun aq pun mengocok burungku sampai aq keluarin kencingku yang agak kental. Besoknya di sekolahan pas lagi istirahat aq ajakin mery kerumah temanku yang kebetulan rumahnya lagi kosong,karena ibunya lagi kepasar belanja sedang adek dan abangnya semua masih disekolah ayahnya apalagi sedang keluar kota dengan bisnisnya.

Di kamar temanku ini lengkap sekali perabotannya bahkan dikamar nya pribadi sudah ada ps2 dan tivinya serta penyetel cd juga tivinya.aq pun minta temanku jagain di luar kalo2 ada orang yang akan datang. Dikamar aq mulai mencumbu mery sperti minggu kemaren adegan ciuman bibirpun kami lakukan di lanjutkan adegan menyusu karena aq pengen mery juga merasa ingin mencoba adegan tidur2annya aq putar aja film bokep yang aq tonton kemaren.

Dek…kita nonton dulu yaaa kata ku,film apa kata mery tanpa aq jawab langsung aja aq putar film nya dan sengaja aq cepatin ke adegan paling panasnya karena waktu istirahat hanya 30 menit.awalnya mery sedikit malu2 nontonnya tapi mery akhirnya menikamti juga dan sedikit bengong waktu meliat burung yang laki pemeran film itu ,karena film bokep eropa otomatis burungnya besar2.neti jadi ngomong sendiri emang bisa ya kak segede itu masuk ke memek? sambil dia menyandarkan kepalanya ke pangkuanku dan anehnya lagi mungkin karena rangsangan filem itu mery sendiri yang minta aq liatin burungku sama dia.
Kak…. mery kan sudah kasih liat susu mery…boleh gak kak mery liat burung kakak katanya…. weqsssssssssss waduh masuk perangkap nechhh kataku dalam hati,boleh kok,tapi kita sama2 liatin yaaa kataku mery.akhirnya secara spontan kami pun sama2 melepas pakaian smp yang kami kenakan dengan tubuh sama2 teanjang aq sebenarnya agak sedikit malu tapi mungkin nafsu sudah merasuki jalan pikiran kami yang masih bau kencur semua sudah ga ada malu nya lagi.waduuuuuh…..jauh lebih merangsang ternyata melihat tubuh ce telanjang langsubg drpd mlihat koran porno dan filem bokep.mery pun memegang burungku dan mengenggamnya.kok..gak segede burung nya orang itu kak katanya sambil menunjuk ke arah tivi,kalo segede itu mery jadi takut sendiri katanya lagi. ya…kita kan masih kecil timpal ku …..sambil liatin tangannya megangin burungku.

Seperti ada aliran listrk lain rasanya ketika tangan mery yang memegang dedek kecilku,spontanitas aq pejamin mata dan aq rasakan tangan mungil mery mengocok burungku….karena gak tahan aq minta mery paraktekin adegan 69 spt yang sedang kami tonton,aq pun mempermainkan memek mery pinggiran memeknya aq putarin jariku di sana dan bergantian dengan lidahku,karena sudah sama di ubu ubun nagsu yang merasuki kami dan ingin segera di tuntaskan aq pun balikkan badanku, aq turun ke lantai mery aq suruh tetap di tempat tidur,dan aq pegangin kedua kakinya mulai aq melebarkan kedua pahanya sambil mendekatkan burungku ke arah memeknya.

Setelah di deapn gawang kewanitaannya itu aq berusaha cetak goool dengan menusukkan kaki ketiga ku ke sarang nya.waduh sulit bangeeeetz ternyata… dudah perih rasanya burungku mencoba menerobos pertahanan nya belum juga tembus.mungkin karena ukuran dedekku melebihi anggaran sarangnya,waktu itu burungku masih berukuran 12-13dengan diameter 4-4,5 laaaaah. Akhirnya bantuan datang juga dari tangan ku mendorongkan si kaki ketiga ke memek mery…setiap sodokanku selalu di iringi dengan rintihan kesakitan dari mery… aduchhhh…kak,sakit pelan2….. iya…ntar kan nikmatnya sama dengan yang di tivi kataku…..membalasnya entah sodokan yang keberapa kalinya baru aq berhasil masukin burungku ke memeknya….. aq sedikit iba melihat mery meringis agak kesakitan pas burungku masuk karena memang ada suara yang aneh pas masuknya burungku dan kulihat ada darah yang keluar dari memeknya dan mengolesi burungku… aq diamin burungku supaya rasa sakit mery hilang dulu,baru kemudian aq goyang perlahan untuk membuat mery menikmatinya.lama kelamaan goyanganku dapat dirasakan oleh mery… itu aq lihat dari pejaman matanya sambil berkata iya…….kak..enak….kak…terusssss kak…. nikmat……kaak ya…… ya….kak.. kata2nya membuat ku jadi semakin menjadi2 menggoyangkan burungku dalam memeknya….semakin cepat goyangan ku semakin cepat pula kata2 yang keluar dari mulutnya…. enaaaak sayaaaaang kataku tanpa sengaja dengan hunjaman memperdalam masuknya burungku kedalam memeknya…..sambil mempercepat goyanganku….. iya…kaak kata mery …. entah berapa lama kami dalam permainan tidur2an ini kami lakukan,aq rasakan semakin licin dan semakin enak masuknya burungku ke memek mery….tapi semakin nikmat rasanya burungku karena semakin kuat pijatan dalam memek mery… ternyata itu pertanda mery mo keluar…entah hantu apa yang merasukinya mery menggenggam kulit2 pahaku…dan di akhiri teriakan yang sedikit keras ( tapi gak mungkin kedengaran keluar karena aq sengajain juga nyetel musik keras2 sebelum main).aq rasakan panasnya kencing kental mery keluar yang membuat aq juga semakin kejang ingin keluar dan aq makin capat aja menggoyang2kan burungku akhirnya aq cabut burungku dan kencing ku yang kental aq tumpahkan di paha mery. akhirnya kenikmatan itu dapat kami rasakan walau ada sedikit perih2 di burung ku dan ringisan kesakitan di awalnya oleh mery tapi puncaknya kami puaaaas. Aq dan mery berpelukan dan aq minta maaf sama dia karena ngambil keperawanannya,tapi dia bilang mery rela koook kaaak, kakak co pertama yang melakukan semua sama mery… ya…mery harap kakak juga yang terakhir walau perjalanan kita masih panjang katanya… aq jadi kepikiran waktu itu, kok ce lebih cepat dewasa dr co yaaaaaaaaa…?

Baru umur segini udah kepikiran kesana pikirku dalam hati… setelah kami bereskan ranjang dan semua yang berantakan di kamar temanku (oh…ya nama temanku itu beny,dia juga pernah cerita ma aq kalo dia pernah ML sama ce gbenar,makanya aq berani main di kamar nya,lain waktu aq tuliskan juga cerita beni dan semua kisah dengan pacarku dan seligkuhan ku di sini yaaaaa) ternyata ketika kami ke sekolah kembali anak2 sudah masuk semua,akhirnya kami bolas aja sekalian dan main ke bioskop nonton film romatis aq da lupa judulnya yang jelas daam bioskop itu kami hanya bercumbu walau tanpa ml2 an.beny juga ngajakin pacrny bolos maka klop lah sudah. oh…ya!

Aq dan mery belum pernah mengatakan putus sampai sekarang cuma terakhir kali aq bertemu saat aq lulus sekolah dan melanjutkan kuliah di jawa,setahun kemudian kita tidak berhubugan lagi….. krn aq mang tidak pernah pulang kampungku yang di luar jawa. I love you where are you now

AWAL SEBUAH KETULUSAN / SEMI DEWASA !!






 Pada mulanya aku tidak begitu tertarik dengan namanya chatting. Tetapi lama kelamaan aku jadi ketagihan dan setiap hari aku selalu meluangkan waktu Untuk beberapa saat lamanya sembari mengerjakan tugas harian di kantor. Baik itu melalui MIRC ataupun di YM. Dan mulai dari sinilah aku mulai mengenal apa itu dunia cyber. Suatu hari aku chatting dengan menggunakan nickname Jingga yang kebetulan aku suka banget dengan warna purple.

Hingga sampailah aku di pertemukan dengan cewek yang berumur 17 tahun yang mempunyai nama asli Adinda. Adinda yang masih berstatus pelajar di salah satu SMU negeri di Jakarta dan tinggal di sekitar Jakarta Barat. Dengan paras yang cantik serta bentuk tubuh yang sexy di dukung penampilannya yang selalu mengenakan rok abu-abunya di atas lutut. Menjadikan dirinya patut untuk di kagumi oleh setiap lelaki. Apalagi dengan hem putihnya yang sedikit transparan setiap Adinda berangkat ke sekolah. Begitu menerawang terbentuk segaris Bra 36 warna hitam kesukaannya menjadikan setiap mata yang memandangnya tak akan berkedip sedetikpun.

Adinda adalah anak tunggal dari keluarga yang cukup terpandang di Jakarta. Kesibukan papanya sebagai seorang pengusaha, menjadikan Adinda selalu merasa kesepian. Demikian juga dengan Mamanya yang selalu sibuk dengan urusan arisan, shopping, senam, salon dan banyak lagi kesibukan yang datang tak pernah habisnya. Karena merasa kesepian setiap pulang dari sekolah ataupun saat libur sekolah, menjadikan Adinda tumbuh tanpa seorang figur dari keluarganya. Kalau melihat kepribadiannya Adinda sebenarnya mempunyai kepribadian yang periang dan ramah.Semua itu bisa di lihat dengan kesehariannya yang selalu tersenyum kepada semua orang yang di jumpainya.

Demikian juga saat bertemu denganku lewat Chatting. Setiap perjumpaan selalu diakhiri dengan kesan yang baik, bagaimanapun juga aku sangat menghargai. Kejujurannya yang menceritakan masalah keluarganya yang super sibuk dan mantan cowoknya yang berpaling darinya, karena tidak bisa bersabar menghadapi Adinda yang belakangan menjadi pemurung. Sifatnya yang pemurung itu disebabkan oleh suasana keluarganya yang mulai tidak harmonis lagi dan menjadikan sosok Adinda menjadi minder di sekolahnya.

Hingga pada satu kesempatan dia memutuskan ingin bertemu secara langsung denganku. Hari itu setelah kita chatting beberapa saat, tiba-tiba dia menangis dan butuh teman untuk curhat secara langsung dan alasannya, karena dia sudah akrab dan percaya kepadaku.

Setelah menentukan tempat yang cukup aman, sejuk udaranya dan tidak bising akhirnya aku sepakat menemuinya. Dengan perasaan deg-degan, sepanjang perjalanan aku berpikir ada masalah apa dengan Adinda. Dan pikiranku terasa semakin amburadul ketika aku benar-benar ketemu dengannya.

Sesaat Aku terkagum-kagum melihat penampilannya hari itu. Berbeda dengan kesehariannya yang selalu mengenakan seragam sekolah. Hari itu Adinda mengenakan stelan celana jeans agak belel warna biru di padu dengan kaos putih ketat yang menonjol di bagian dadanya. Rambut panjangnya di biarkannya tergerai menyentuh bahunya melewati leher jenjangnya yang putih bersih.

Dari penampilannya yang mengagumkan aku sempat menelan ludah sesaat. Adinda adalah sosok cewek idolaku. Mulai dari wajahnya, dadanya, pinggulnya dan lekukan Pantatnya yang sexy tecetak jelas di celananya yang ketat juga. Membuat aku menelan terdiam sesaat, sambil membayangkan bagaimana jika aku bisa bercinta dengan dia.

Di sebuah cafe yang suasananya pada siang itu tidak begitu ramai, dengan hanya beberapa pengunjung, menjadikan pertemuanku dengan nya akan sangat berkesan tentunya. Selama pembicaraan di cafe, jantungku berdetak kencang setiap melirik paras Adinda yang cantik dan manis sekali dan aku membayangkan jika aku dapat menikmati bibirnya yang merekah. Untuk menghilangkan rasa cemasku, aku berusaha membuka pembicaraan dengan menanyakan bagaimana kesannya setelah bertemu dan ada masalah apa sampai dia memintaku datang menemuinya.

Pertemuan itu sebenarnya hanya sekedar alasannya aja agar bisa ngobrol denganku dan mengenal lebih dekat siapa diriku sebenarnya. Hal itu aku ketahui setelah kami terlibat perbincangan serius di cafe dan dia berterima kasih, kalau selama ini aku bisa dengan penuh kesabaran mendengarkan semua masalah yang di hadapinya.

"Diet.. Boleh aku mengatakan sesuatu?" tanya Adinda tiba-tiba.
"Boleh.. Ada apa emangnya?" tanyaku balik.
"Aku mulai merasakan semua kasih sayang kamu selama ini," jawabnya.
"Dan aku juga ingin memberikan hal yang sama buat kamu," lanjutnya.

Aku hanya bisa terdiam mendengar semua penjelasannya, dengan lembut aku memeluk tubuhnya untuk meyakinkan bahwa semua yang kulakukan tulus adanya. Dan dengan pelan aku genggam jemari tangannya yang halus serta aku pegang dagunya dengan lembut bibirku menyentuh bibirnya yang terbuka sedikit. Yang tak lama aku telah menciumi leher Adinda yang terlihat sangat bersih dan putih.


"Adinda aku sayang kamu..," bisikku di telinganya lirih.

Adinda semakin erat memelukku sebagai ungkapan kebahagiaannya atas sikapku. Setelah perbincangan di cafe selesai, Adinda mengajakku untuk bersantai sejenak sambil beristirahat dengan memesan sebuah kamar di sebuah hotel yang tak jauh letaknya dari cafe tersebut.

"Diet.. Ohh..," desah Adinda ketika aku mencumbu lehernya setelah kita sampai di kamar. Lidahku semakin nakal menjelajahi leher Adinda yang jenjang.
"Akhh Diet.." tanpa terasa tanganku mulai nakal untuk menggerayangi payudara Adinda yang aku rasakan mulai mengencang mengikuti jilatan lidahku dibalik telinganya.
"Ooohh.. Diet.." desahnya lirih.

Adinda mulai terangang ketika ujung lidahku menjilati bukit payudaranya yang berukuran 36 itu. Aku semakin berani untuk melakukan yang Iebih jauh.. Dengan meremas payudara yang satunya.

"Adinda.. Sayang, aku buka baju kamu yah.."? bisiku di telinganya.

Adinda hanya mengikuti pergerakan tanganku untuk melepaskan pakaiannya, sampai akhirnya dia hanya mengenakan Bra warna hitam. Dadaku semakin naik turun, ketika pundaknya yang putih nampak dengan jelas di depanku.

Setelah terbuka, kembali aku mengulum bibirnya yang merekah. Lidahku menjelajahi rongga di langit-langit mulutnya dan sesekali menghisap lidah Adinda yang mulai terangsang dengan ciumanku. Tanganku yang nakal mulai melepas Bra warna hitam miliknya. Dan.. Wow.. Tersembullah puting yang kencang.. Tanpa pikir panjang aku melepas lumatan di bibir Adinda untuk kemudian mulai menjilati puting Adinda yang berwarna kecoklatan. Satu dua kali hisapan membuat putingnya berdiri dengan kencang.. Sedangkan tangan kananku memilin puting yang lainnya.

"Ooohh Diet.. Enak sekali sayang..," rintih Adinda.

Dan saat aku mulai menegang.. Adinda berusaha bangkit dari tempat tidur, tapi aku tidak memberikan kesempatan Adinda untuk bangkit dari pinggir ranjang. Parfum Adinda yang harum menambah gairah aku untuk semakin berani menjelajahi seluruh tubuhnya.

Aku beranikan diri untuk mulai membuka celana jeans serta CD hitam berenda yang dipakainya. Dan darahku mendesir saat melihat gundukan yang ditumbuhi dengan rambut yang hitam lebat. Tanpa berpikir panjang, aku langsung menjilati, menghisap dan sesekali memasukkan lidahku ke dalam lubang vagina Adinda.

"Oohh.. Diet.. Nikmat.. Sayang," Adinda merintih kenikmatan setiap lidahku menghujam lubang kewanitaannya.
"Akhh.. Kamu pintar sekali sayaang.." Desah Adinda disaat jilatanku semakin cepat, Adinda sudah mulai memperlihatkan tanda-tanda mau orgasme dan sesaat kemudian..
"Mass Adiet.. Sayang.. Aku nggak tahan.. Oohh.. Mass aku mau.." Adinda menggelinjang hebat sambil menjepit kedua pahanya sehingga kepalaku terasa semakin terbenam di selangkangannya.
"Maass.. Ookkhh.. Aakuu keluaarr.." Jeritnya lirih.

Adinda merintih panjang saat mencapai orgasmenya yang pertama, dia tersenyum puas. Aku biarkan dia terlentang menikmati orgasmenya, sambil membuka semua pakaian yang aku kenakan. Aku memperhatikan Adinda begitu puas dengan pemanasan tadi, itu terlihat dari raut wajahnya yang begitu berbinar-binar.

Tanpa memberi waktu panjang, aku segera menghampiri tubuhnya yang masih lemas dan menarik pinggulnya dipinggir ranjang, dan tanpa pikir panjang penisku yang berukuran lumayan besar, langsung menghujam celah kenikmatan Adinda sembari bibirku mengulum payudaranya.

"Aaakhh.. Diet..," desah Adinda, saat penisku melesak ke dalam lubang vaginanya.
"Diet.. Penis kamu ohh.." desahnya kemudian.

Aku merasakan setiap jepitan bibir vaginanya yang begitu ketat, sampai terasa begitu nikmat lubang senggama Adinda. Aku berpacu dengan nafsu, keringatku bercucuran seperti mandi dan menetes diwajah Adinda yang pertama kalinya merasakan nikmatnya bercinta. Setiap gerakan maju mundur penisku, selalu membuat tubuh Adinda menggelinjang hebat karena dia mulai bisa merasakan dan menikmati permainan ini.

"Diet.. Sudah.. Sayang.. Akhh.." sembari berteriak panjang aku rasakan denyutan bibir vagina Adinda menjepit batang penisku.

Dan aku rasakan cairan hangat mulai meleleh dari vagina Adinda. Aku tidak mempedulikan desahan Adinda yang semakin menjadi, aku hanya berusaha memasukkan penisku lebih dalam lagi. Tiba-tiba Adinda mendekap tubuhku erat dan aku tahu itu tanda dia mencapai orgasme yang kedua kalinya.

Penisku bergerak keluar masuk dengan cepat dan.. Sesaat kemudian.

"Diet.. Aku.. Mau.. Keluarr lagi.. Aaakk.. Sayang, aku.. Nggak tahan.."
Seiring jeritan itu, aku merasakan cairan hangat kembali meleleh disepanjang batang penisku.
"Aaakhh.. Sayang.. Enak sekali.. Ooohh..," rintih Adinda lirih.
Bagaikan orang mandi, keringatku kembali berkucuran, diatas tubuh Adinda. Disaat aku mulai mencapai klimaks, aku meminta Adinda berganti posisi diatas.
"Adinda.. Sayang kamu diatas yah.."Pintaku

Aku melepas penisku dan langsung terlentang. Adinda bangkit dan langsung menancapkan penisku dalam-dalam di lubang kewanitaannya.
"Akhh gila, penis kamu enak banget Maas.. Ooohh.." Adinda merintih sambil terus menggoyangkan pinggulnya.
"Aduhh enak Diet.." desahnya lagi.
Goyangan pinggul Adinda membuat gelitikan halus di penisku..
"Adinda.. Sayang.. Akh..," aku mengerang kenikmatan saat Adinda menggoyang pinggulnya.
"Diet.. Aku mau keluar nih..," sambil merintih panjang, Adinda menekankan dalam-dalam

Tubuhnya hingga penisku amblas ditelan vaginanya dan bersamaan dengan itu aku sudah mulai merasakan tanda-tanda akan mencapai orgasme.

"Aaahh.. Ahh.. Ohh," teriakku
"Crott.." bersamaan dengan menyemburnya spermaku. Aku biarkan spermaku menyembur di dalam vaginanya. Sebagian dari spermaku langsung meleleh di sekujur pahanya yang mulus.

Setelah itu Adinda berjalan menuju ke kamar mandi untuk segera mencuci spermaku yang baru keluar dari vaginanya. Permainan itu berakhir dengan penuh kenikmatan dalam diri kami berdua, karena baru pertama kalinya Adinda bercinta denganku, dia mengalami multi orgasme yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.

"Diet.. Kapan kamu ada waktu lagi untuk melakukan semua ini sayang," tanya Adinda.
Aku menjawab lirih, "Terserah Kamu deh, aku akan selalu sediakan waktu untuk kamu."
"Makasih sayang.. Kamu telah memberikan apa yang selama ini belum aku rasakan," kata Adinda.

Kemudian aku mengecup kembali Bibirnya yang merekah sebagai tanda kasih sayangku kepada Adinda yang tulus.

TEMANKU DI HOTEL :) :)




Pagi hari itu, aku terbangun karena mendengar kesibukan di luar kamarku. Kulihat langit masih gelap, matahari belum terbit dan jam menunjukkan pukul 5.15 wita tapi rasanya begitu banyak orang yang telah memulai aktivitas. Ku paksa tubuhku bangun dan menghampiri jendela yang mengarah ke teras dan jalan kecil diluar. Kulihat beberapa pria dan wanita bule itu berjalan keluar dari kamarnya masing-masing menenteng papan surf.

Barulah aku sadar, kawasan ini memang terkenal sebagai spot untuk surfing dan sepertinya mereka bangun pagi-pagi untuk mengejar ombak. Merasa lebih tenang karena tahu alasan kesibukkan itu aku pun kembali ke dalam selimut dan meneruskan tidurku. Bertekad tidur beberapa jam lagi sebelum mulai beraktivitas.

Matahari sudah keluar dari peraduannya ketika aku bangun untuk kedua kalinya, matahari disini datang lebih lama daripada di rumah. Jam di meja menunjukkan pukul 8.30 wita tapi rasanya mendung membuat pagi ini lebih dingin. Setelah mandi pagi dan berdandan tipis, aku keluar kamar dan menuju restoran untuk makan pagi.

Sudah cukup banyak tamu yang berada disana, menghadapi laptop, notebook dan berpiring-piring makanan. Tanpa menunggu lama sepiring pancake hangat dan susu panas sudah tersaji di mejaku bersama sepiring buah-buahan. Aku sarapan dengan lambat sambil memperhatikan daftar acara untuk tur hari ini. Aku memang sudah memesan mobil hotel untuk mengantarkanku melakukan tur seharian ini di kawasan dekat hotel.

Aku bisa melihat jadwal hari ini yang cukup padat dan bisa kulihat ada banyak tujuan wisata yang bisa aku lihat. Setelah piring-piring sarapanku diangkat, Cok memperkenalkan seorang pria muda yang akan membawaku berkeliling naik mobil. Tanpa menunggu lama aku dan Mas Fandi nama sopirku hari ini pun meluncur keluar hotel memulai tur.

*&^%$

Sore hari menjelang makan malam, aku sudah sampai di hotel. Lelah namun sangat bersemangat karena sudah berjalan-jalan melihat tempat-tempat yang indah dan menyenangkan. Sebelum makan malam aku ingin sejenak merebahkan diri di tempat tidur untuk meluruskan punggung, namun ketika terbangun ternyata waktu sudah larut malam.

Yakin restoran akan sudah sepi di jam seperti itu, aku memutuskan untuk tidak makan malam disana. Aku ingat Cok pernah bilang kalau di bagian belakang hotel ini ada kolam renang kecil untuk tamu. Aku meminta room service untuk mengirimkan spaghetti dan jus buah ke samping kolam renang. Kupikir cukup menyenangkan untuk makan malam di bawah bulan dan bintang-bintang.

Aku hanya mengenakan celana pendek katun dan kaos longgar dibalut jaket hoodie warna merah untuk menghalau dingin dan segera menuju kolam. Areal kolam renangnya ada di tengah-tengah cottage di bagian belakang hotel. Bagian ini hampir bisa dibilang kosong, karena kulihat hanya beberapa kamar di bagian ini yang dihuni, dilihat dari papan surfing yang tergeletak di depan kamar dan pakaian atau handuk yang dijemur di depannya. Namun kamar-kamar itu kosong tak berpenghuni, mungkin karena pemilik kamarnya masih ada di luar hotel, sedang bersenang-senang di café dan restoran di pinggir pantai.

Makananku sampai dan aku pun menghabiskannya dalam waktu yang cukup singkat. Sebelumnya aku tak merasa lapar, tapi begitu melihat makanan di depan mata. Rasanya aku cukup kelaparan. Kenyang dengan makan malam yang lezat itu, aku merebahkan tubuh di kursi pantai dan memejamkan mata, mendengarkan suara daun nyiur yang tertiup angin di atas sana.

Tiba-tiba saja, aku ingin berenang. Hawa malam itu cukup hangat, hingga membuatku melepaskan jaketku yang kini tergeletak di meja. Air kolam mengundangku untuk masuk kedalamnya. Kulihat kanan kiri, tak ada satu orang pun disana, bahkan tak ada pegawai hotel yang berkeliaran. Saat itu aku tidak menggunakan pakaian renang dan aku tak mau kaos kesayanganku basah, merasa sendirian dan sedikit gila, aku melepas kaos dan celana pendekku lalu melipatnya rapi di kursi.

Dengan sekali lompatan aku terjun dengan mulus ke dalam air kolam. Airnya tidak begitu dingin dan terasa menyegarkan di malam yang hangat. Berenang dari satu ujung ke ujung yang lain dengan gerakan sehalus mungkin karena tak ingin membuat orang mendengar kecipak air dan mendatangiku.

Setelah beberapa saat berenang bolak-balik, tiba-tiba aku dengar suara pintu yang terbuka dan tertutup kembali dari salah satu pintu kamar gelap itu. Merasa sedikit takut aku berenang ke tepid an menyembunyikan tubuhku yang hanya berbalut bra dan cd ke dalam air yang aku yakin tidak banyak membantu. Sosok seorang pria jangkung keluar dari kegelapan teras ke cahaya lampu taman.

“Helloo… Good nite!”“Good nite!”“May I join you?” tanyanya, melihat aku hanya diam didalam air, dia melanjutkan, “No… Im not going to swim, I just going to sit here and do what I have to do!”
Kulihat dia duduk di kursi pantai di sisi lain kolam tempatku berdiri saat itu dan mengeluarkan sebuah gadget dari sakunya, memasang earphone dan mengutak-atik smartphonenya. Merasa jengah dengan keadaanku yang setengah telanjang, aku menunggu sampai dia benar-benar berkonsentrasi dengan gadget di tangannya sebelum aku keluar dari kolam membelakangi dia, mengenakan jaketku dan meraih barang-barangku kemudian pergi meninggalkannya.

Aku sudah hampir melupakan kejadian memalukan itu saat aku tidur malam itu, namun tubuh dan ingatanku ternyata masih mengingat hal itu dan membuat aku tidur gelisah semalaman karena bayangan pria misterius itu.

Pagi harinya aku terbangun dengan rasa frustasi karena mimpi erotis yang melibatkan pantai, pria jangkung dan matahari. Aku memaksakan diri untuk mandi dan berdandan karena aku sudah ada janji dengan Mas Fandi yang akan membawaku berjalan-jalan. Yakin suasana liburan akan membuatku semangat kembali, aku keluar membawa tas kecil berisikan perlengkapan liburanku dan berjalan menuju restoran untuk sarapan.

Menghadapi sandwich dan segelas jus melon, aku masih saja mengingat-ingat sosok misterius pria semalam. Dia jangkung dan berperawakan sedang, tidak terlihat lebih tua dari 30 tahun. Dari aksennya jelas sekali dia bule. Rambutnya pendek namun sedikit panjang dan ikal di bagian depan, walau aku tak yakin apa warna rambut dan matanya.

Ingatan itu membuatku bernapas panjang, dengan sekali usaha aku mendorong ingatan dan bayangan itu ke belakang kepalaku dan melahap sisa sandwich di piringku. Ketika aku berdiri dari mejaku, kulihat Mas Fandi memasuki restoran untuk memanggilku.

“Pagi Mas… Aku sudah siap!”
“Oh iya Mbak… Hari ini kita gak Cuma berdua… Ada tamu hotel yang juga ingin bergabung dengan tur kita hari ini…”

“Oh ya?”“Iya… Dia tertarik untuk ikut tur ke pura jadi saya mempersilahkan dia untuk bergabung!”“Boleh aja, Mas! Biar gak sepi juga di perjalanan ya?! Mereka udah siap?”

“Uh… Kayaknya sih dia udah siap… Bentar ya! Aku mau panggil dia di kamarnya. Mbak Nina masuk aja dulu ke mobil, pendinginnya udah aku nyalain kok!”

“Oke!” setelah menyerahkan kunci kamar pada Cok untuk dibersihkan aku pun naik ke dalam mobil hotel dan duduk manis sambil menyalakan audio system.

Sedang asyik memakai sunblock untuk kulit, aku dikejutkan dengan pintu mobil yang tiba-tiba terbuka dan disana wujud kasat mata khayalanku muncul. Berdiri tegak dengan senyum cemerlang menghiasi wajahnya.

“Good morning!”
“Morning…”


Tanpa permisi dia menyelinap masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelahku, memenuhi sisa ruang yang ada di dalam mobil. Seketika itu juga rasanya aku akan terkena serangan asma. Apa yang dia lakukan disini. Apa mungkin yang dibilang Fandi adalah orang ini?

Aku menoleh ke arahnya dan melihat dia tersenyum aku memaksakan sebuah senyuman di wajahku. Mati aku.

Okey… are you ready? We are going now…”

Yes… of course!” sahutnya ceria.

Tur hari ini adalah hasil perencanaanku dan Fandi, aku meminta untuk diantar ke daerah Pura karena aku suka dengan suasana dan arsitektur Pura-Pura di Bali. Agak jauh dari kawasan kami berada sekarang namun tak mengapa. Tak kusangkan bule ini akan bergabung karena setahuku orang-orang luar ini jarang sekali tertarik dengan hal seperti itu. Biasanya yang mereka tahu hanya pantai… pantai dan pantai.

“Mbak Nina… perkenalkan Bule ini namanya Rolland Jefferson… Dia bule Amerika. Tinggal di hotel kita juga, di deket kolam renang sana kamarnya!” lalu dia melanjutkan lagi, “Mr Jefferson, this young girl is Miss Nina Almeira. She is our only domestic tourist, so she is a special guest!”

“Haha… yeah special… She is special, Fandi!” jawabnya sambil tersenyum padaku, “So… Please don’t be upset on me… I didn’t mean to interrupt your vacation here…”

“No I didn’t think about that… It’s a hotel tour so you have the same right to be here as I have…”

“Yes, of course! So I hope we could enjoy the tour together for the rest of the day!”

“Same here, Mr Jefferson!”

Sisa hari itu kurasakan sangat sulit menolak pesona Jeff. Dia lucu, menyenangkan, tingkahnya menggemaskan. Dia selalu berada di sekitarku ketika kami berkunjung ke pura. Memberi komentar cerdas dan lucu. Bahkan karena sikapnya itu dia berhasil mendapatkan souvenir dari salah satu pengunjung Pura berapa udheng… Ikat kepala yang dipakai umat Hindhu untuk bersembahyang di Pura. Jadilah sepanjang sisa hari itu dia berkeliaran dengan udheng warna biru emas di kepalanya.

Di penghujung hari, jarak diantara kami sudah hampir hilang karena kepintarannya mencairkan suasana. Setelah tujuan terakhir hari itu, kami masuk ke dalam mobil dengan puas dan lelah. Tinggal perjalanan 2jam lebih untuk sampai kembali ke hotel dan beristirahat.

“What time will we arrive at hotel, Fandi?”

“About 8pm Miss!”

“Okey… Lets go home now…”

Are you tired?”

“Just a Little!” jawabku lalu menyandarkan kepala ke kursi dan memejamkan mata, merasakan mobil kami mulai meluncur ke jalan.

Aku tidak tertidur, aku hanya memejamkan mata dan merelakskan badan jadi aku bisa merasakan semua yang terjadi saat Jeff menyelipkan lengannya di lekuk leherku dan kemudian menarikku mendekat padanya. Dia menyandarkan kepalaku dibahunya. Mungkin dia bermaksud untuk membuatku lebih nyaman, namun hal itu justru membuat tubuhku mengantisipasi sentuhannya.

Remasan kecilnya di bahuku, wangi tubuhnya, betapa menyenangkannya ada di pelukan seorang pria seperti dia. Aku mencoba untuk menjadi lebih nyaman, sangat berusaha, hingga akhirnya aku benar-benar terlelap.

Nina… we are here…”

“Where?”

“Hotel…” aku menggeliat perlahan dan merasakan posisiku sudah jauh berubah, kini aku berbaring di dalam mobil dengan kepalaku ada di pangkuan Jefferson, lalu dia melanjutkan, “I could take you to your room now, in my arms, but I am afraid that it’ll make some misunderstanding to the other staff!”

You don’t have to…”

“I don’t have to…” ujarnya setuju, “But I want to…”

Aku bangun dan meraih tasku, lalu keluar dari mobil dan berdiri. Kulihat Cok menyambut kedatangan kami di depan restoran.

“Mbak Nina… gimana jalan-jalannya? Mau langsung makan di restoran atau mau bersih-bersih dulu?”

“Rasanya aku minta makanan dianter ke kamar aja ya Cok! Aku pingin mandi dulu, tapi rasanya malas balik ke restoran!”

“Okey mbak. Nanti kita antar ke kamar, ini kuncinya, kamar sudah dibersihkan!”

“Makasih!” sahutku pada Cok dengan senyum lelah, “Thank you for today, mr Jefferson!”

“Its my pleasure Nina!”

Meninggalkan 3 orang pria itu, aku berjalan menuju kamarku sendiri.

Setelah mandi dan berganti baju aku membuka pintu teras dan menemukan nampan makan malam yang aku pesan. Di dalamnya, Cok menyiapkan makanan khas Lombok Ayam Taliwang dan Plecing Kangkung yang sempat aku bilang padanya ingin aku rasakan. Aku membawa nampan itu masuk dan makan malam sendirian di dalam kamar.

Waktu sudah menunjukkan pukul 11wita. Aku sudah selesai makan malam dari sejam yang lalu, kemudian memutuskan untuk membaca novel yang aku bawa sambil menunggu kantuk yang tak kunjung datang. Mungkin dikarenakan aku tadi tidur di dalam mobil, jadi sekarang energiku masih belum habis.

Aku berpikir bagaimana caranya menghabiskan sisa tenaga ini karena aku ingin sekali tidur dan bangun lebih awal besok untuk melihat sunrise di pantai. Aku memutuskan untuk berenang di kolam renang belakang. Entah karena lupa atau memang aku sengaja, aku tak memakai baju renang di balik bajuku. Aku hanya membawa handuk hotel dan jaket.

Keadaan hotel masih cukup sepi karena jam 11 biasanya acara-acara di café baru saja dimulai. Sepanjang perjalanan ke belakang aku melihat banyak yang tinggal di dalam kamar atau duduk-duduk diteras, namun begitu memasuki halaman belakang, kamar-kamar itu masih gelap, seperti malam sebelumnya.

Ketika aku berbelok kea rah kolam renang bisa kulihat aku tidak sendirian. Di sana seorang pria berbaring di kursi pantai sambil membaca buku. Dia hanya memakai celana boxer, kaos putihnya di gantungkan di sandaran kursi. Dia terlihat sama terkejutnya denganku.

Pandangan matanya seolah bertanya apa yang aku lakukan disana. Jika aku berbalik sekarang dan membatalkan rencanaku untuk berenang, itu berarti aku pengecut, namun jika aku tetap melanjutkan rencanaku maka bisa dibilang aku memberikannya undangan yang cukup nyata.

Alih-alih berbalik arah, aku berjalan maju mendekati kursi pantai yang aku duduki semalam, meletakkan handuk hotel dan jaketku di meja. Berdiri menghadap ke dirinya aku bisa melihat dia tidak sesantai yang ingin dia tunjukkan. Perlahan aku melepas kaos dan celana pendekku, lalu lompat ke dalam air dan meluncur ke arahnya.

“Hello… good nite Jeff!” sapaku dari dalam kolam,

Good nite Nina… What are you doing?” tanyanya padaku,

“Swimming…”

“In the middle of the nite?”

“Yes… And what are you doing?” tanyaku padanya yang masih tak beranjak dari kursinya,

“Reading a novel!” katanya, “And waiting for you, I suppose!” tambahnya jujur sambil mengacak-acak rambut ikalnya,

“Really, so you are sure that I’ll be coming here?”

“Not really but I am willing to bet on it!”

“Then u’ve win!” kataku sambil berseru dan dengan sekali sentak meluncur menjauh dalam gaya punggung dengan perlahan,

“Yes… I guess… but now I am doubting myself. Could it be better if I lose?”

“I don’t know about that…” kataku sambil terkikik geli.

Dia membiarkanku berenang di kolam dan dia masih berbaring disana, namun novelnya sudah tertutup di meja. Dia terlihat cukup santai untukku kecuali ketegangan kecil yang mulai terbentuk di bagian bawah tubuhnya. Mau tak mau aku memperhatikan gundukan di celananya yang semakin membesar dan dia memastikan aku melihat itu.

Air kolam cukup dingin, namun rasanya tubuhku menghangat.

Arent you going to swim?”
“Im afraid that you’ll run again if I do that!”
“No I won’t… I just surprised yesterday because a stranger see me half naked!”
“So am I not a stranger tonite?”
“Well… you are… But I didn’t think you are strange so…”

Dia masuk ke dalam kolam dengan perlahan, menciptakan hanya sedikit riak pada permukaannya, namun menciptakan gelombang pasang dalam tubuhku. Aku tahu apa yang akan datang, aku menanti-nantikannya. Kami berjarak tak lebih dari 3 meter dengan beberapa langkah atau ayunan lengan, aku bisa menyentuhnya, namun kami tetap berdiri disana dan saling memandang.

Dia tidak berusaha mendekat, mungkin membiarkan aku yang memulai. Jadi aku pun melangkah perlahan, membangun suasana diantara kami. Ketika aku sudah berjarak 1 lengan, dia meraih tanganku dengan tangannya dan meletakkannya di dadanya.

Tangannya yang lain meraih tubuhku dan meniadakan jarak diantara kami. Kulit menyentuh kulit. Panas bertemu panas. Seolah mencoba-coba dia mendekatkan wajahnya dan kemudian menyentuh bibirku dengan bibirnya ringan menyapu, menjilat, menghisap, mengulum lalu dia melepaskannya.

Arent you going to runaway?”“No, I wont!”“Good!”

Sekali lagi dia menciumku, kali ini lebih dalam, dirapatkannya tubuh kami, kejantanannya menekan perutku dan ciumannya membuat kakiku lemas kehilangan tenaga.

“Arent you cold?”
“A little…”

Dia mengajakku naik keluar dari kolam renang. Diambilnya handuknya sendiri dan dililitkannya di tubuhku, sedangkan dia mengambil handukku untuk dirinya. Kemudian dia duduk di sebelahku dan merangkulku dari belakang, dia berbaring di kursi santai dan membawaku dalam pelukannya.

“I heard from the staff that youre here alone? Why? Broken heart trip?”
“No… My friend cancel the trip in a last minute, but I already got my permit so I go anyway…”
“Its so brave of you to make a trip by yourself!”
“I am a grown up… I could responsible for myself, thank you!”
“I could see that!” katanya sambil mengecup pipiku dengan lembut, “Nina… There is something I want to ask from you and it might makes you looks like a careless girl!”

“What is it?” tanyaku sambil melepaskan pelukannya dan berbalik menghadapi Jeff,

“I want to make love to you!” katanya masih menatapku dengan pandangan serius,
“Are you always this serious?”

“Yes, if I talks about this kind of things!” katanya lagi, “I know you might find this ridiculous but I mean it! I would like to take you in my arms now and lock you up in my room, but…”

“But…” sahutku menunggu dia melanjutkan kalimatnya yang terpotong,
“I’m staying with my friends here and I dont want them to caught us together. They will deffinitely snatch you away from me if they know you!”

“Hmmm… I dont think today is the best time to do that…” kataku menjawab ajakannya dan bisa kulihat raut wajahnya kecewa, “Its not that I dont like you, its just that I am so tired tonight. Maybe you should try to ask me again tomorrow!”

Pelukannya telah terlepas sepenuhnya dan dia masih tampak bingung dengan penolakanku. Akupun berdiri dan meraih celana dan jaket yang tadi aku letakkan di meja.

“I think, I gotta go now… Good nite Jeff!” saat aku hendak berjalan kembali ke kamarku, tiba-tiba tanganku diraih dan ditariknya aku dalam rengkuhannya yang terasa lembut, tidak cukup keras untuk menjagaku tetap disana jika memang aku bermaksud melarikan diri, namun aku tak ingin melarikan diri.

Kunikmati rasa bibir dan lidahnya di mulutku, bau kaporit dari air kolam yang mengering di kulit kami dan sentuhan tangannya yang menggantikan angin hangat malam itu. Jeff mengakhiri ciuman itu dengan enggan dan kemudian menumpaskannya dengan sebuah kecupan di dahiku.

“Good nite, Nina! I’ll see you tomorrow!”

10 Polwan Cantik Cabuti Paku di Pohon Pinggir Jalan Solo !! wauuw !!

Menjelang Hari Pohon Sedunia, 10 polisi wanita cantik Polresta Surakarta melakukan aksi menarik di Jalan Menteri Supeno, Manahan, Kot...